Ari Pudjiastuti

Bekerja sebagai WI membuat saya tidak kaget dengan perubahan. Bahkan itu menjadi hal yang menantang dan menyenangkan karena selalu belajar hal baru. Dan itu mem...

Selengkapnya
Navigasi Web
Catatan Umroh Ramadhan: Nikmatnya Berbuka Puasa di Masjid Nabawi
berbuka di Madinah.dokpri

Catatan Umroh Ramadhan: Nikmatnya Berbuka Puasa di Masjid Nabawi

#TantanganGurusiana

Hari Ke-37

Nikmatnya umroh di bulan Ramadhan salah satunya adalah saat berbuka. Jangan takut jika tidak membawa bekal. Tidak perlu membeli makanan buat berbuka juga. Meski pihak travel sudah menyediakan menu berbuka ala Indonesia di hotel, namun saya tidak pernah sekalipun berbuka di hotel. Ya sayang banget donk... jauh-jauh ke Medinah dan Mekkah kalau berbuka di hotel. Beda sekali sensasinya.

Hari kedua di Madinah, saya berdua dengan bu Umi sudah berencana berbuka di masjid Nabawi. Sengaja setelah sholat asar kami tidak pulang, namun menunggu hingga berbuka. Sambil menunggu adzan magrib, jamaah membaca Al-Quran, berdzikir. Jarang sekali yang mengobrol. Sementara itu beberapa petugas mulai menyiapkan menu berbuka. Mereka memasang plastik selebar 50-100 cm sepanjang karpet. Kira-kira 10-15 meter. Kami diarahkan untuk duduk berhadapan, menghadap plastik yang terbentang. Lalu dia menaruh gelas plastik kosong (untuk tempat air zamzam), kurma yang sudah dikemas dalam plastik, susu dalam botol, dan roti. Belakangan saya baru tahu kalau di dalam masjid dilarang membawa nasi. Jadi kalau Anda ingin berbuka pakai nasi, maka jangan menunggu di dalam masjid. Cari saja tempat di pelataran masjid. Itu yang kami lakukan keesokan harinya hihihi....

Dari yang saya amati dan dengar, makanan dan minuman untuk berbuka itu adalah sedekah dari perorangan, kelompok, maupun perusahaan di Madinah. Keesokan harinya saya sempat merasakan makanan berbuka dari salah satu perusahaan di Madinah. Saat itu kami baru pulang dari wisata dari museum Al-Qur’an di dekat masjid Nabawi. Saya tertinggal dari teman-teman karena di museum itu menjual sajadah motif karpet Raudhah yang lebih kecil dari yang saya beli kemarin. Jadilah saya beli dua untuk anak-anakku. Namun karena lokasi museum itu tidak terlalu jauh dari Masjid Nabawi, saya tidak khawatir tersesat.

Waktu menunjukkan pukul 5 sore. Saatnya mencari tempat untuk berbuka puasa. Saya ingin mencari tempat di pelataran. Biar punya pengalaman yang berbeda dari kemarin. Sambil berjalan mencari tempat berbuka puasa, tiba-tiba saya disapa petugas yang mengenakan rompi khusus. Katanya itu tanda petugas tambahan yang membantu selama bulan Ramadhan. Mereka masih muda-muda. Bisa jadi mereka pelajar atau mahasiswa di kota Madinah. Petugas itu meminta saya duduk di tempat yang telah mereka sediakan. Bahkan makanannya sudah berjejer rapi di sepanjang karpet berlapis plastik.

Sambil mengucakan terima kasih saya mengambil tempat duduk (lesehan). Saya duduk di tempat yang sudah disediakan. Saya perhatikan tempatnya masih banyak yang belum terisi. Dan ternyata di sebelahku jamaah dari Indonesia. Jadilah saya punya teman mengobrol. Saya perhatikan makanan berbuka yang tersaji ada nasi kebuli dengan ayam seperempat kilogram, susu onta yang sudah difermentasi (yogurt), air zamzam, roti, buah pisang dan tidak ketinggalan kurma.

Petugas yang menjaga lokasi itu terus menawarkan para jamaah yang lalu lalang untuk duduk di tempat yang sudah mereka sediakan. Ada orang yang berhenti dan meminta makanan untuk mereka bawa pergi, namun tidak dilayani. Mereka hanya melayani orang yang mau duduk di tempat yang telah mereka sediakan. Sikap petugas itu bisa dimengerti. Kalau semua orang lewat minta makanan diberi, maka dia akan menumpuk makanan dan makanan menjadi mubazir. Bagaimanapun dia mendapatkan amanah dari perusahaan yang menyewanya utuk membagikan sedekah berbuka puasa.

Saat adzan Magrib kita harus berbuka sesegera mungkin, karena petugas akan segera membersihkan tempat itu untuk persiapan sholat magrib. Jadi plastik yang terbentang tadi langsung dilipat ke tengah dan digulung atau diangkat untuk dibuang ke tempat sampah. Jadi waktunya hanya sekitar 15 menit saja waktu untuk berbuka puasa. Jadi kalau tidak bisa menghabiskan makanan yang disediakan, siapkan tas kecil khusus menyimpan makanan yang belum sempat dinikmati.

Memberi sedekah berbuka ini luar biasa pahalanya. Nabi Muhammad SWT telah bersabda: “Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya” Itulah sebabnya di bulan Ramadhan orang berlomba-lomba bersedekah berbuka puasa. Di Indonesia kebiasaan ini juga sudah banyak dilakukan di masjid maupun mushola. Bagaimana dengan masjid di sekitar Anda?

Jakarta, 20/20/2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post