Ari Pudjiastuti

Bekerja sebagai WI membuat saya tidak kaget dengan perubahan. Bahkan itu menjadi hal yang menantang dan menyenangkan karena selalu belajar hal baru. Dan itu mem...

Selengkapnya
Navigasi Web
Catatan Umroh Ramadhan (2)
Masjid Nabawi.dokpri2019

Catatan Umroh Ramadhan (2)

#TantanganGurusiana

Hari Ke-34

Alarm handphone berdering cukup keras. Sudah pukul 02.00 waktu Medinah. Segera saya bangun dan bersiap-siap untuk sahur dan sekalian ke masjid. Tetapi ternyata kamar mandi sudah kedahuluan teman sekamar. Untuk jatah kamar hotel ini satu kamar diisi oleh 4 orang dengan 1 kamar mandi. Teman sekamar saya dari Sumatera Barat, Kalimantan Selatan dan Kediri. Kami hanya sempat berbincang-bincang menjelang ke masjid atau sepulang dari masjid.Bahkan sering kami seharian tidak saling bertemu karena aktivitas beribadah sudah menjadi urusan masing-masing. Jika kita ingin ke masjid ya berangkat saja. Memang sebaiknya ada teman jika ke masjid. Namun pernah juga beberapa kali saya ke masjid sendirian karena teman tidak enak badan. Alhamdulilah situasi aman. Tentu saja penting untuk berdoa sebelum berangkat agar dilindungi oleh Alloh SWT.

Makanan sahur yang disediakan pihak travel nasi dengan masakan khas Indonesia. Jadi tidak ada kesulitan masalah makanan. Aman. Selesai sahur saya berdua dengan teman langsung berangkat ke masjid. Agak terburu-buru takut tidak mendapat tempat di dalam masjid. Kali ini kami membawa kresek untuk tempat sandal. Jadi sampai masjid, sandal dimasukkan kresek dan kami bawa masuk ke masjid.

Waktu subuh masih 2 jam lagi, namun tempat sudah penuh sesak. Kami berkeliling mencari tempat dan akhirnya mendapatkan tempat yang cukup untuk kami berdua. Masjid penuh sesak dengan jamaah dari berbagai negara. Rasa haru selalu menyelimuti hati kami menyaksikan kemegahan masjid Nabawi, mendengar ayat suci dilantunkan oleh semua orang yang hadir. Disini tidak ada orang yang istimewa, semua sama. Warna kulit, jabatan, dan semua yang berbau duniawi tidak ada artinya. Lupa dengan harta di rumah, lupa dengan beban pekerjaan, lupa dengan kesibukan yang menggunung, bahkan lupa dengan masalah yang sedang dihadapi. Atmosfir di sekitar benar-benar membuat kita merasa dekat dengan Sang Pencipta. Perasaan aman, nyaman dan damai sangat terasa di masjid Nabawi ini.

Alhamdulilah hari itu kami bisa sholat Subuh berjamaah. Suara imam masjid Nabawi yang merdu membuat airmata menetes tak tertahankan. Ya Alloh ... kami merasa belum pantas hidup di surga-Mu, namun kami juga tak tahan panasnya api neraka. Maka ampunilah dosa kami.

Usai sholat subuh kami pulang. Di pintu masjid kami melihat petugas yang membuang semua sandal jepit dan sandal hotel dari tempat rak sandal.Beberapa sepatu atau sepatu sandal dibiarkan. Owalah... jadilah saya paham kenapa sandal kami hilang kemarin. Ternyata sandal jepit dianggap tidak layak ditaruh disitu. Sejak itu kami selalu membawa kresek untuk tempat sepatu atau sandal.

Kami merencanakan pulang terlebih dahulu dan kembali ke masjid pukul 10.00. Di perjalanan pulang temanku mulai tergoda untuk belanja. Saya sudah berencana membeli sajadah motif karpet Raudhah. Sebelumnya saya sudah menjanjikan sajadah motif Raudhah itu buat kakakku. Alhamdulilah ada, dan saya membeli 2 buah. Untukku dan kakakku. Sebenarnya saya ingin beli 4, untuk kedua anak saya juga. Namun karena ukuran sajadah itu cukup besar, saya bingung bagaimana membawanya. Andai ada ukuran yang agak kecil saya akan membelikannya untuk anak-anak.

Bagi pedagang souvenir di Madinah maupun Mekkah, orang Indonesia adalah salah satu pangsa pasar yang paling disukai. Orang Indonesia kalau belanja tidak hanya untuk dirinya atau keluarganya saja, namun juga untuk tetangga, teman kerja maupun teman pengajian. Jadi belanjaannya pasti banyak. Itulah sebabnya kenapa penjual disana mati-matian belajar bahasa Indonesia. Karena orang Indonesia cenderung senang belanja di tempat yang penjualnya bisa berbahasa Indonesia. Bagi yang tidak menguasai bahasa Indonesia, mereka biasanya mempekerjakan orang Indonesia sebagai pegawainya.

Jadilah pagi itu kami pulang masing-masing sambil membawa tentengan belanjaan. Sampai hotel kami rebahkan badan untuk beristirahat sejenak mengumpulkan tenaga dan berencana ke masjid lagi pukul 09.00. Rencana berikutnya kami mau ke Raudhah, taman surga yang berada di Masjid Nabawi. Apakah kami termasuk orang yang beruntung bisa masuk ke Raudhah? Tunggu kisahnya esok hari.

Batu, 17/02/2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masuk dari pintu 25, bisa lancar.

17 Feb
Balas

Subkhanalloh

17 Feb
Balas



search

New Post